May 23, 2013

Response Essay to a Play Entitled “The Stronger” (Indonesian Ver)


Terpenjara dalam Cinta
The Stronger adalah sebuah drama yang sekilas terlihat sederhana. Ceritanya ditampilkan dalam bentuk monolog dimana hanya ada dua pemain di atas panggung, Mrs. X dan Ms Y. Namun sebenarnya drama ini cukup rumit karena begitu terbuka terhadap banyak interpretasi. Kalimat-kalimat yang disampaikan Mrs. X menunjukkan apa yang terjadi dan memprekenalkan karakter kedua pemain. 
Mrs. X  adalah seorang wanita yang mengutamakan urusan rumah tangganya di atas apapun. Ini terlihat dari “Yes, Amelie dear, home is the best of all, the theatre next and children—well, you don't understand that.” Ia meninggalkan pekerjaanya sebagai aktris setelah ia menikah dengan suaminya, Bob. Ini secara tersirat terlihat dari “Think how happy you were at Christmas when you went out to visit your fiancé’s parents in the country? How warmly you spoke about domestic happiness. You really quite longed to quit the theatre forever?” Dari kalimat ini terlihat bahwa dalam pandangan saat itu atau setidaknya pandangan Mrs. X, wanita yang sudah menikah seharusnya berhenti bekerja dan fokus mengurus rumah tangga.  Suami Mrs. X, Bob, adalah orang yang berpengaruh di Grand Theatre, jadi sebenarnya jika Mrs. X mau terus mengejar mimpi dan keinginannya ia bisa suskses karena memiliki suami dengan posisi tinggi dan mampu membantunya. Akan tetapi ini tidak terjadi karena ia keluar dan mengabdikan dirinya untuk rumah tangganya.
Mrs.X juga seorang istri yang sangat sabar demi menjaga keutuhan rumah tangganya. Ia menyadari bahwa suaminya pernah berselingkuh dengan Ms. Y, tapi ia tidak peduli karena menurutnya seorang istri tidak boleh berfikiran sempit.Ia sangat yakin kalau perselingkuhan antara Bob dan Ms. Y sudah berakhir, dan dia memaafkan suaminya. Ini terlihat dari Well, judging by certain signs, I believe you have already lost him. Of course, you meant me to walk out as you once did which you are now regretting. But I won’t do that, you may be sure. One should not be narrow-minded, you know. And why should nobody else want what I have?” Dari sini juga telihat jelas bahwa ia tidak akan meninggalkan suaminya dengan alasan perselingkuhan karena ia tidak mau menyesal seperti Ms. Y. Ms. Y dulu tidak mau memaafkan tunangannya dan kemudian memutuskan pertungan tersebut. Alasan lainnya adalah karena Mrs. X yakin bahwa ada orang lain yang menginginkan miliknya adalah hal yang biasa. Dapat disimpulkan bahwa menurut Mrs. X perselingkuhan itu terjadi hanya karena orang lain menginginkan apa yang ia miliki yakni suaminya bukan karena ketidaksetiaan suaminya. Mrs. X dengan jelas mengatakan bahwa walaupun ia sudah menyadari bahwa Bob berselingkuh, ia tidak khawatir dan akan tetap pulang untuk mencintainya. “As for your affair with Bob, that’s doen’t worry me in the least…….Thanks for teaching my husband how to love. Now I'm going home to love him.” Ia bangga karena suaminya adalah tipe suami yang sangat diidamkan orang dan ini menambah kuat keinginanya untuk mempertahankan rumah tangganya. Ini terlihat dari “He is kind and a good little man. You ought to have had such a husband, Amelie……………! I don't know why, but the women are crazy about my husband. They must think he has influence about getting them theatrical engagements, because he is connected with the government. Perhaps you were after him yourself.” Ia juga harus sabar dengan makian jika suaminya marah. Saat Bob marah ia akan memaki-maki contohnya pada "What! Those damn girls who can never learn to make coffee. Blast, now that silly idiot hasn’t trimmed the lamp properly!" And then there are draughts on the floor and his feet are cold. "Ugh, how cold it is; the stupid idiots can’t even keep the stove going."  
 Ia melakukan apa yang tidak dia sukai hanya karena suaminya menyuaki hal tersebut. Ia menyesuaikan diri dengan kehendak suaminya. Hal ini terlihat dari “These are for my old man, with tulips on them which I embroidered myself. As a matter of fact, I hate tulip, but he has to have tulips on every things” Bob Boleh saja menyukai tulip dan Mrs. X juga punya hak untuk tidak menyukai bunga itu, akan tetapi akan lebih adil dan bertoleransi jika Bob tidak mengharapkan Mrs. X menyulamkan tulip pada apapun yang ia pakai. Dalam beberapa kalimat Mrs. X  yakni That's the reason I had to embroider tulips--which I hate--on his slippers, because you are fond of tulips; that's why we go to Lake Mälarn in the summer, because you don't like salt water; that's why my boy is named Eskil--because it's your father's name” dapat disimpulkan bahwa Mrs. X selalu menuruti kehendak suaminya yang ternyata adalah kehendak yang dipengaruhi oleh rasa cintanya pada Ms. Y. Seharusnya Mrs. X tidak begitu saja mengikuti semua keinginan suaminya karena  dalam pernikahan istri juga punya hak dalam mengekspresikan dirinya dan memberikan pendapat. Contohnya dalam hal pemberian nama anak laki-lakinya, Jika Mrs. X tidak setuju Bob memberikan nama Eskil seharusnya ia menyatakan rasa keberatan atau rasa tidak sukanya sehingga mereka bisa berdiskusi untuk menemukan nama lain. Jika ia ingin pergi berlibur ke pantai tapi tidak pernah pergi karena suaminya lebih suka berlibur ke danau, seharusnya dia mengatakan kalau ia ingin ke pantai bukan hanya diam dan memendam keinginannya. Mrs. X sepertinya berhenti menjadi pribadi yang mengejar keingannya sendiri hanya agar keinginan suami atau keluarganya terpenuhi. Ia tidak lagi memikirkan dirinya sendiri. Seorang istri dan ibu memang harus lebih memprioritaskan keluarga tapi tidak secara total dimana ia melupakan kebahagian dan keinginan dirinya sendiri. Memprioritaskan keinginan suami dan melupakan diri sendiri inilah yang dilakukan oleh Mrs. X.
Mrs. X mengikuti gaya Ms. Y agar suaminya semakin tertarik padanya. Ia berubah demi suaminya. Ia tidak  lagi menjadi dirinya sendiri karena tidak memiliki kebebasan untuk itu. Kebebasan itu tidak direnggut darinya tapi dia sendiri yang membatasi diri dan menyerahkan kebebasan demi rumah tangganya. Ia menjadikan Ms. Y panutan dan  meniru apa yang dipakai, dilakukan, dibaca bahkan apa yang dimakan dan diminum Ms. Y. Ini terlihat dari “That’s why I wear your colors, read your authors, eat your favorite dishes, drink your drinks--chocolate, for instance; that's why--oh--my God--it's terrible, when I think about it; it's terrible. Everything, everything came from you to me, even your passions.” Mrs. X mengatakan perubahan yang ia lakukan dengan cara meniru Ms. Y membuat suaminya semakin terikat pada dirinya. “And if you taught me how to dress--tant mieux!--that has only made me more attractive to my husband; so you lost and I won there.” Seharusnya Mrs. X menciptakan gaya berpakaianya sendiri untuk menarik perhatian suaminya tidak perlu meniru orang lain. Lagi pula, cinta yang sejati tidak semata melihat penampilan tapi kecantikan hati.
Apakah Mrs. X bahagia? Sepertinya tidak. Mrs. X lah orang yag bekerja keras demi rumah tangganya, dia bersabar dengan semua tingkah laku suaminya bahkan bersabar ketika suaminya berselingkuh, dan dia juga harus terus mengikuti kehendak suaminya. Ia terpenjara, kehilangan kebebasan untuk berekspresi, melakukan apa yang ia inginkan dan menjadi dirinya sendiri karena ia terlalu mencintai suaminya.

0 komentar:

Post a Comment

komentar