Pikiran Adalah Hal Yang Mengerikan
A
|
ku melangkah cepat, seolah mengejar sesuatu yang sudah lama ku dambakan. Saat aku tepat di depannya, Beni. Ku layangkan tanganku ke wajahnya. Ya, ku tampar dia. Kupikir itu sebanding dengan apa yang telah ia lakukan pada ku.
”Maaf, bukankah semua urusan diantara kita bisa selesai dengan maaf?”Tanyaku sinis.
Aku lalu berbalik meninggalkannya, tanpa melihat ekspresi wajahnya. Yang ku tahu aku masih sangat kesal. Baru beberapa langkah aku meninggalkannya ia berkata dengan suara yang agak ditinggikan, mungkin agar aku dapat mendenganr dengan jelas.
“Pikiran adalah hal yang mengerikan,”serunya.