Terpenjara
dalam Cinta
The Stronger adalah sebuah drama
yang sekilas terlihat sederhana. Ceritanya ditampilkan dalam bentuk monolog
dimana hanya ada dua pemain di atas panggung, Mrs. X dan Ms Y. Namun sebenarnya
drama ini cukup rumit karena begitu terbuka terhadap banyak interpretasi.
Kalimat-kalimat yang disampaikan Mrs. X menunjukkan apa yang terjadi dan
memprekenalkan karakter kedua pemain.
Mrs. X adalah seorang wanita yang mengutamakan urusan
rumah tangganya di atas apapun. Ini terlihat dari “Yes, Amelie dear, home is the best of all, the theatre next and
children—well, you don't understand that.” Ia meninggalkan pekerjaanya
sebagai aktris setelah ia menikah dengan suaminya, Bob. Ini secara tersirat
terlihat dari “Think how happy you
were at Christmas when you went out to visit your fiancé’s parents in the
country? How warmly you spoke about domestic happiness. You really quite longed
to quit the theatre forever?” Dari kalimat ini terlihat bahwa dalam
pandangan saat itu atau setidaknya pandangan Mrs. X, wanita yang sudah menikah
seharusnya berhenti bekerja dan fokus mengurus rumah tangga. Suami Mrs. X, Bob, adalah
orang yang berpengaruh di Grand Theatre, jadi sebenarnya jika Mrs. X mau terus
mengejar mimpi dan keinginannya ia bisa suskses karena memiliki suami dengan
posisi tinggi dan mampu membantunya. Akan tetapi ini tidak terjadi karena ia
keluar dan mengabdikan dirinya untuk rumah tangganya.
Mrs.X juga seorang istri yang
sangat sabar demi menjaga keutuhan rumah tangganya. Ia menyadari bahwa suaminya
pernah berselingkuh dengan Ms. Y, tapi ia tidak peduli karena menurutnya
seorang istri tidak boleh berfikiran sempit.Ia sangat yakin kalau perselingkuhan
antara Bob dan Ms. Y sudah berakhir, dan dia memaafkan suaminya. Ini terlihat
dari “Well, judging by
certain signs, I believe you have already lost him. Of course, you meant me to
walk out as you once did which you are now regretting. But I won’t do that, you
may be sure. One should not be narrow-minded, you know. And why should nobody
else want what I have?” Dari sini juga telihat jelas bahwa ia tidak akan meninggalkan
suaminya dengan alasan perselingkuhan karena ia tidak mau menyesal seperti Ms. Y.
Ms. Y dulu tidak mau memaafkan tunangannya dan kemudian memutuskan pertungan
tersebut. Alasan lainnya adalah karena Mrs. X yakin bahwa ada orang lain yang
menginginkan miliknya adalah hal yang biasa. Dapat disimpulkan bahwa menurut
Mrs. X perselingkuhan itu terjadi hanya karena orang lain menginginkan apa yang
ia miliki yakni suaminya bukan karena ketidaksetiaan suaminya. Mrs. X dengan
jelas mengatakan bahwa walaupun ia sudah menyadari bahwa Bob berselingkuh, ia
tidak khawatir dan akan tetap pulang untuk mencintainya. “As for your affair with Bob, that’s doen’t worry me in the least…….Thanks
for teaching my husband how to love. Now I'm going home to love him.” Ia bangga
karena suaminya adalah tipe suami yang sangat diidamkan orang dan ini menambah
kuat keinginanya untuk mempertahankan rumah tangganya. Ini terlihat dari “He is kind and a good little man. You ought
to have had such a husband, Amelie……………! I don't know why, but the women are
crazy about my husband. They must think he has influence about getting them
theatrical engagements, because he is connected with the government. Perhaps
you were after him yourself.” Ia juga harus sabar dengan makian jika
suaminya marah. Saat Bob marah ia akan memaki-maki contohnya pada "What! Those damn girls who can never
learn to make coffee. Blast, now that silly idiot hasn’t trimmed the lamp
properly!" And then there are draughts on the floor and his feet are cold.
"Ugh, how cold it is; the stupid idiots can’t even keep the stove
going."
Ia melakukan apa yang tidak dia sukai hanya
karena suaminya menyuaki hal tersebut. Ia menyesuaikan diri dengan kehendak
suaminya. Hal ini terlihat dari “These
are for my old man, with tulips on them which I embroidered myself. As a matter
of fact, I hate tulip, but he has to have tulips on every things” Bob Boleh
saja menyukai tulip dan Mrs. X juga punya hak untuk tidak menyukai bunga itu,
akan tetapi akan lebih adil dan bertoleransi jika Bob tidak mengharapkan Mrs. X
menyulamkan tulip pada apapun yang ia pakai. Dalam beberapa kalimat Mrs. X yakni “That's the reason I had to embroider tulips--which I hate--on
his slippers, because you are fond of tulips; that's why we go to Lake Mälarn
in the summer, because you don't like salt water; that's why my boy is named
Eskil--because it's your father's name” dapat disimpulkan
bahwa Mrs. X selalu menuruti kehendak suaminya yang ternyata adalah kehendak
yang dipengaruhi oleh rasa cintanya pada Ms. Y. Seharusnya Mrs.
X tidak begitu saja mengikuti semua keinginan suaminya karena dalam pernikahan istri juga punya hak dalam
mengekspresikan dirinya dan memberikan pendapat. Contohnya dalam hal pemberian
nama anak laki-lakinya, Jika Mrs. X tidak setuju Bob memberikan nama Eskil
seharusnya ia menyatakan rasa keberatan atau rasa tidak sukanya sehingga mereka
bisa berdiskusi untuk menemukan nama lain. Jika ia ingin pergi berlibur ke
pantai tapi tidak pernah pergi karena suaminya lebih suka berlibur ke danau,
seharusnya dia mengatakan kalau ia ingin ke pantai bukan hanya diam dan
memendam keinginannya. Mrs. X sepertinya berhenti menjadi pribadi yang mengejar
keingannya sendiri hanya agar keinginan suami atau keluarganya terpenuhi. Ia
tidak lagi memikirkan dirinya sendiri. Seorang istri dan ibu memang harus lebih
memprioritaskan keluarga tapi tidak secara total dimana ia melupakan kebahagian
dan keinginan dirinya sendiri. Memprioritaskan keinginan suami dan melupakan
diri sendiri inilah yang dilakukan oleh Mrs. X.
Mrs. X mengikuti gaya Ms. Y agar
suaminya semakin tertarik padanya. Ia berubah demi suaminya. Ia tidak lagi menjadi dirinya sendiri karena tidak
memiliki kebebasan untuk itu. Kebebasan
itu tidak direnggut darinya tapi dia sendiri yang membatasi diri dan
menyerahkan kebebasan demi rumah tangganya. Ia menjadikan Ms. Y
panutan dan meniru apa yang dipakai,
dilakukan, dibaca bahkan apa yang dimakan dan diminum Ms. Y. Ini terlihat dari
“That’s why I wear your
colors, read your authors, eat your favorite dishes, drink your
drinks--chocolate, for instance; that's why--oh--my God--it's terrible, when I
think about it; it's terrible. Everything, everything came from you to me, even
your passions.” Mrs. X mengatakan perubahan yang ia
lakukan dengan cara meniru Ms. Y membuat suaminya semakin terikat pada dirinya.
“And if you taught me how to dress--tant
mieux!--that has only made me more attractive to my husband; so you lost and I
won there.” Seharusnya Mrs. X menciptakan gaya berpakaianya sendiri untuk
menarik perhatian suaminya tidak perlu meniru orang lain. Lagi pula, cinta yang
sejati tidak semata melihat penampilan tapi kecantikan hati.
Apakah Mrs. X bahagia? Sepertinya
tidak. Mrs. X lah orang yag bekerja keras demi rumah tangganya, dia bersabar
dengan semua tingkah laku suaminya bahkan bersabar ketika suaminya
berselingkuh, dan dia juga harus terus mengikuti kehendak suaminya. Ia
terpenjara, kehilangan kebebasan untuk berekspresi, melakukan apa yang ia
inginkan dan menjadi dirinya sendiri karena ia terlalu mencintai suaminya.
0 komentar:
Post a Comment
komentar